Welcome To my Blog :)

Welcome to my blog.. :)

Tugas dan laporanku yang telah berlalu... xixixixiiii.. :D :P

Minggu, 14 Oktober 2012

Viskositas


 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat megalir dan memberikan sedikitik hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan.
Yang termasuk fluida adalah zat cair dan gas.ilmu ynag mempelsajri fluida tak mnegalir adalah hidrostatika,edangkan cabag fisika yang mempelsajri fluida bergerak dinamkan hidodobnamika.
            Massa jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumnya.
P=m/v                          (2.1)
Keterangan:
 P = massa enis zat
M = massa za
V = volume

        Satuan dalam Si untuk massa m adalah kg,volume v adalah m3,seingga satuan si untuk masaa jenis p adalah kg/m3 atau kg.m-3.satuan lain sering digunkaan g/cm3 atau g.cm-3,dimana (kg/m3=103 g/cm3 atau g/cm3 =103 kg/m3).massa jenis relative adalah nilai perbandinagn massa jenis aiar(1g.cm-3=1000 kg.m-3).
            Dismaping itu,satuan SI untuk gaya atau F adalah Newton(N),luas bidang  ata A adalah m3,da satuan untuk newton Pascal(pa).sehingga didapatkan rumus:
P=f/a                                       (2.2)
              Keterangan:
                        P=tekanan
                        F=gaya
                        A=luas bidang
            Tekanan gauge(gauge pressure),merupakan selisih anatara tekanan yang tidak diketahui dan tekanan atmosfer(tekanan udara luar).nilai tekanan yang diukur oleh alat pengukur tekanan menyatakan tekanan gauge sedngkan,tekanan sesungguhnya dikenal dengan tekanan mutlak.dengan rumus tekanan mutlak:

(tekanan)     (tekanan)         (tekanan)
Mutlak        =guge        +     atmosfer                         (2.3)

            Sebagai contoh,sebuah ban yang mengandung udara dengan tekanan gauge 2 bar memiliki tekanan mutlak kira-kira 3 bar,sebab tekanan atmosfer pada permukaan laut kira-kira 1 bar.
            Tekanan dalam suatu fluida.tekanan adalah suatu besaran dari fluida(zat cair dan gas) yang penting karena sifat-sifta fluida sebagai berikut:
1.      gaya-gaya yang dikerjakan fluida pada dinding wadahnya selalu berarah tegak lurus terhadap dinding wadahnya.
2.      gaya yang dikerjakan oleh tekanan dalam suatu fluida pada kedudukan yang sama adalah sama dalam segala arah.
Suatu gaya luar yang bekerja pada fluida diteruskan sama besar keseluruh fluida.
Jika fluida pada sebuah dinding wadah terjadi sebuah gaya,maka gaya yang dikerjakan akan tegak lurus menuju dinding wadah,sesuai sifat pada nomer satu.
Aliran yang rendah pola zat pewarnanya teratur dan membentuk sebuah garis warna tunggal seperti ditunjukkan di gambar 2w.1.namun demikian,pada laju aliran tingi,zat pewarna terdispersi di seluruh penampang pipa akibat gerakan fluida yang sangat tidak teratur.perbedaan penampilan zat pewarba,tentunya disebabkan oleh sifat teraturnya aliran laminar pada kasus pertama dan sifat berfluktuatifitas turbulen pada kasus yang terakhir.
           Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen di dalam pipa dengan demikian merupan fungsi dari kecepatan fluida.Sebenarnya,Reynolds menemukan bahawa kecepatan fluida hanya merupakan satu variable yang menentukan sifat aliran dalam pipa ,dan variable lainnya adalah diameter pipa,densitas fluida,dan viskositas fluida.Keempat variable ini,dikombinasi menjadi parameter tak berdimensi tunggal.

Re=DPV/u                                                            (2.4)
           Keterangan:
            Re =bilangan Reynolds
            D  =diameter
            P   =massa jenis
            V  =volume
            U  =koefisien visskositas
Yang merupakan bilangan Reynolds,dan diberi symbol Re untuk menghormati Osborne reynold atas konstribusinya yang penting dalam bidang mekanika fluida.
Untuk aliran di dalam pipa lingkaran kita dapatkan bahwa di bawah nilai bilangan Reynolds 2300 aliran adalah laminar.Dan aliran laminar telah di amati Reynolds.

2.2 Aliran viskositas
            Adanya dua aliran viskos merupan gejala yang diterima secara universal.asap yang berasal dari rokok yang dinyalakan terlihat mengalir secara mulus dan uniform untuk suatu jarak pendek dari sumbernya dan kemudian berubah secara mendadak menjadi pola yang sangat tidak beraturan,tidak stabil.Prilaku serupa dapat diamati pada air yang mengalir secara perlahan dari sebuah keran,
            Jenis aliran yang teratur terjadi bila lapisan fluida yang berdampingan bergeseran secara halus satu diatas yang lain dimana pencampuran antara lapisan atau lamina yang terjadi hanya dalam level molekuler.
Untuk jenis aliran inilah hubungan viskositas newton’diturunkan dan agar kita dapat mengykur viskositas,u,harus ada aliran laminar ini.
            Daerah aliran kedua,dimana paket-paket yang kecil dari parikel-partikel fluida transfer terjadi antara lapisan,yang mengakibatkan daerah ini memiliki sifat yang fluktuatif,dinamakan daerah aliran turbulen.
            Adanya aliran laminar dan turbulen , walaupun telah diakaui seblumnya, pertama-tama dijelaskan oleh Reynolds.
 2.3 viskositas atau kekentalan
            Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.Makin besar viskositas suatu fluida,maka makin sulit suatu fluida dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.Di dalam zat cair,viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antar molekul zat cair.Sedangkan dalam gas,viskositas timbul sebagai akibat tumbukan anatara molekul gas.
            Viskositas zat cair dapat ditentukan dengan cara kuantitatif dengan besaran yang disebut visksitas/koefisien viskositas(n).satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal secon(pa.s).
            Benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisiannya(n),maka benda itu akan mengalami gaya gesekkan fluida sebesar Fs=knv,dengan k merupakan konstanta yang berbanding dengan bentuk geometris benda.
            Berdasarkan perhitungan laboratorium,pada tahun 1845,sir george srockes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola,nilai k=6nr.Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan,maka diperoleh persamaan seperti berikut:
                                    Fs=6nnrv                                                                     (2.5)
            Keteranagn:
                       Fs:gaya gesekan stokes(N)
                        n:koefisian viskositas fluida(Pas)
                        r:jari-jari bola(m)juan bola(m/s)
                        v:kecepatan

Dinamika fluida adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan bergerak. Ini merupakan salah satu cabang yang penting dalam mekanika fluida. Dalam dinamika fluida dibedakan dua macam aliran yaitu aliran fluida yang relatif sederhana yang disebut aliran laminer dan aliran yang komplek yang disebut sebagai aliran turbulen. Gambar 8.9 melukiskan suatu bagian pipa yang mana fluida mengalir dari kiri ke kanan. Jika aliran dari type laminer maka setiap partikel yang lewat titik A selalu melewati titik B dan titik C.
 Garis yang menghubungkan ketiga titik tersebut disebut garis arus atau streamline. Bila luas penampang pipa berlainan maka besarnya kecepatan partikel pada setiap titik juga berlainan. Tetapi kecepatan partikel-partikel pada saat melewati titik A akan sama besarnya. Demikian juga saat melewati titik B dan C.
Bila fluida mempunyai viskositas (kekentalan) maka akan mempunyai aliran fluida yang kecepatannya besar pada bagian tengah pipa dari pada di dekat dinding pipa. Untuk pembahasan disini, pertama dianggap bahwa fluida tidak kental sehingga kecepatan pada smeua titik pipa penampang melintang yang juga sama besar. C.2. Persamaan Kontinuitas Pada aliran fluida dalam pipa yang mempunyai penampang berbeda. Jika A1 adalah luas penampang pada titik 1, dan v1 kecepatannya, maka dalam t detik, partikel yang berada pada titik 1 akan berpindah sejauh (v1.t) dan volume fluida yang lewat penampang A1 adalah (A1v1t). Volume fluida yang lewat penampang A1 persatuan waktu adalah A1v1 demikian pula volume fluida yang lewat penampang A2 per satuan waktu adalah A2 v2. Jika fluida bersifat tak kompresibel, maka besarnya volume fluida yang lewat penampang A1 dan A2 persatuan waktu adalah sama besar sehingga diperoleh:
 A1.v1= A2.v2                  (2.6)
                                   atau,
Q=Av=konstan                  (2.7)
Besaran Av dinamakan debit (Q) yang mempunyai satuan m3/s (MKS) atau cm3/s (CGS). Persamaan ini dikenal sebagai persamaan kontinuitas untuk aliran yang mantap dan tak kompresibel. Konsekuensi dari hubungan di atas adalah bahwa kecepatan akan membesar jika luas penampang mengecil demikian juga sebaliknya.

2.4 Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari suatu pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir dengan aliran yang tak turbulen. Tinjau aliran fluida pada pipa dengan ketinggian yang berbeda seperti Gambar 2.1. Bagian sebelah kiri pipa mempunyai luas penampang A1 dan sebelah kanan pipa mempunyai luas penampang A2. Fluida mengalir disebabkan oleh perbedaan tekanan yang terjadi padanya. Pada bagian kiri fluida terdorong sepanjang dl1 akibat adanya gaya F1 = A1p1 sedangkan pada bagian kanan dalam selang waktu yang sama akan berpindah sepanjang dl2.

2.5     Fluida Statis
2.5.1 Tekanan
Tekanan adalah besaran fisika yang merupakan perbandingan antara gaya normal (tegak lurus) yang bekerja pada suatu bidang permukaa dengan luas bidang permukaan tersebut.
 2.5.2 Hukum Pokok Hidrostatika
Tekanan zat cair dalam keadaan tidak mengalir dan hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatika. Besarnya tekanan hidrostatika suatu titik dalam zat cair yang tidak bergerak dapat diturunkan .
Tinjau zat cair dengan massa jenis berada dalam wadah silinder dengan luas alas A dan ketinggian h seperti pada Gambar 8.1. Volume zat cair dalam wadah V - Ah sehingga berat zat cair dalam wadah  dengan demikian tekanan hidrostatika di sebarang titik pada luas bidang yang diarsir oleh zat cair dengan kedalaman h dari permukaan  dengan g : percepatan gravitasi, m/s2 dan h : kedalaman titik dalam zat cair diukur dari permukaan zat cair, m.
Biasanya tekanan yang kita ukur adalah perbedaan tekanan dengan tekanan atmosfir, yang disebut TEKANAN GAUGE atau tekanan pengukur. Adapun tekanan sesungguhnya disebut tekanan mutlak, di mana : Tekanan mutlak = tekanan gauge + tekanan atmosfer
1.5.3        Hukum Pascal
Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam ruang tertutup akanditeruskan
ke segala arah dengan sama rata, hal ini dikenal sebagai prinsip PASCAL.
              Apabila dikerjakan tekanan p1 pada penampang A1 maka tekanan yang sama besar akan diteruskan ke penampang A2 sehingga memenuhi p1 = p2.
Alat-alat teknik yang menggunakan sistem prinsip Pascal adalah rem hidrolik dan pengangkat mobil dalam bengkel.

 2.6 Hukum Archimedes
2.6.1 Prinsip Archimedes
            Di dalam fluida yang diam, suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruh volumenya akan mengalami gaya tekan ke atas (gaya apung) sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut, yang lazim disebut gaya Archimedes. Perhatikan elemen fluida yang dibatasi oleh permukaan s.
Pada elemen ini bekerja gaya-gaya :
-          gaya berat benda W
-          gaya-gaya oleh bagian fluida yang bersifat menekan permukaan s, yaitu gaya angkat ke atas Fa.
           Kedua gaya saling meniadakan, karena elemen berada dalam keadaan setimbang dengan kata lain gaya-gaya keatas = gaya-gaya kebawah.
Artinya resultante seluruh gaya pada permukaan s arahnya akan keatas, dan besarnya sama dengan berat elemen fluida tersebut dan titik tangkapnya adalah pada titik berat elemen. Dari sini diperoleh prinsip Archimedes yaitu bahwa suatu benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup didalam satu fluida akan mendapat gaya apung sebesar dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Perhatikan:
- Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida termasuk gas dan zat cair.
- Jika benda tercelup semua maka Vbf = volume benda.
Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair, akan terjadi tiga kemungkinan keadaan yaitu terapung, melayang dan tenggelam. Ketiga kemungkinan keadaan tersebut terjadi ditentukan oleh perbandingan massa jenis benda dengan massa jenis fluida. Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik.
Fluida memilik sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser dalam ekulibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum paskal yang menekankan pentingnya tekanan dalam mengkarakterisasi bentuk fluid. Dapat disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan geser itu.
Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:
  1. fluida newtonian     
  2. b. fluida non-newtonian 
bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.
Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan gas tidak.
2.6.2  Dinamika fluida
Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama carian dan gas. Penyelsaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti dari fluida, seperti kecepatan,tekanan,kepadatan dan suhu, sebagai fungsi ruang dan waktu. Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika (penelitian gas) dan hidrodinamika (penelitian cairan). Dinamika fluida memliki aplikasi yang luas. Contohnya, ia digunakan dalam menghitung gaya dan moment pada pesawat, mass flow rate dari petroleum dalam jalur pipa, dan perkiraan pola cuaca, dan bahkan teknik lalulintas, di mana lalu lintas diperlakukan sebagai fluid yang berkelanjutan. Dinamika fluida menawarkan struktur matematika yang membawahi disiplin praktis tersebut yang juga seringkali memerlukan.
            laju aliran tingi,zat pewarna terdispersi di seluruh penampang pipa akibat gerakan fluida yang sangat tidak teratur.perbedaan penampilan zat pewarba,tentunya disebabkan oleh sifat teraturnya aliran laminar pada kasus pertama dan sifat berfluktuatifitas turbulen pada kasus yang terakhir.
2.6.3 Fluida Statis
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
Fluida disusun oleh molekul-molekul yang bertabrakan satu sama lain. Namun demikian, asumsi kontinum menganggap fluida bersifat kontinu. Dengan kata lain, properti sepertidensitas, tekanan, temperatur, dan kecepatan dianggap terdefinisi pada titik-titik yang sangat kecil yang mendefinisikan REV (‘’Reference Element of Volume’’) pada orde geometris jarak antara molekul-molekul yang berlawanan di fluida. Properti tiap titik diasumsikan berbeda dan dirata-ratakan dalam REV. Dengan cara ini, kenyataan bahwa fluida terdiri dari molekul diskrit diabaikan.
Hipotesis kontinum pada dasarnya hanyalah pendekatan. Sebagai akibatnya, asumsi hipotesis kontinum dapat memberikan hasil dengan tingkat akurasi yang tidak diinginkan. Namun demikian, bila kondisi benar, hipotesis kontinum menghasilkan hasil yang sangat akurat.
Masalah akurasi ini biasa dipecahkan menggunakan mekanika statistik. Untuk menentukan perlu menggunakan dinamika fluida konvensial atau mekanika statistik, angka Knudsen permasalahan harus dievaluasi. Angka Knudsen didefinisikan sebagai rasio dari rata-rata panjang jalur bebas molekular terhadap suatu skala panjang fisik representatif tertentu. Skala panjang ini dapat berupa radius suatu benda dalam suatu fluida. Secara sederhana, angka Knudsen adalah berapa kali panjang diameter suatu partikel akan bergerak sebelum menabrak partikel lain.

2.7 Persamaan Navier-Stokes
Persamaan Navier-Stokes (dinamakan dari Claude-Louis Navier dan George Gabriel Stokes) adalah serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti cairan dan gas.        Persamaan-persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum (percepatan) partikel-partikel fluida bergantung hanya kepada gaya viskos internal (mirip dengan gaya friksi) dan gaya viskos tekanan eksternal yang bekerja pada fluida. Oleh karena itu, persamaan Navier-Stokes menjelaskan kesetimbangan gaya-gaya yang bekerja pada fluida.
Persamaan Navier-Stokes memiliki bentuk persamaan diferensial yang menerangkan pergerakan dari suatu fluida. Persaman seperti ini menggambarkan hubungan laju perubahan suatu variabel terhadap variabel lain. Sebagai contoh, persamaan Navier-Stokes untuk suatu fluida ideal dengan viskositas bernilai nol akan menghasilkan hubungan yang proposional antara percepatan (laju perubahan kecepatan) dan derivatif tekanan internal.
Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen di dalam pipa dengan demikian merupan fungsi dari kecepatan fluida.Sebenarnya,Reynolds menemukan bahawa kecepatan fluida hanya merupakan satu variable yang menentukan sifat aliran dalam pipa ,dan variable lainnya adalah diameter pipa.
Untuk mendapatkan hasil dari suatu permasalahan fisika menggunakan persamaan Navier-Stokes, perlu digunakan ilmu kalkulus. Secara praktis, hanya kasus-kasus aliran sederhana yang dapat dipecahkan dengan cara ini. Kasus-kasus ini biasanya melibatkan aliran non-turbulen dan tunak (aliran yang tidak berubah terhadap waktu) yang memiliki nilai bilangan Reynold kecil.
Untuk kasus-kasus yang kompleks, seperti sistem udara global seperti El Niño atau daya angkat udara pada sayap, penyelesaian persamaan Navier-Stokes hingga saat ini hanya mampu diperoleh dengan bantuan komputer. Kasus-kasus mekanika fluida yang membutuhkan penyelesaian berbantuan komputer dipelajari dalam bidang ilmu tersendiri yaitu mekanika fluida komputasional dihitung sesuai persamaanhuatu kuantitas tertentu zat cair yang dikenalkan dalam viskositas di sebuah tabung termostat dan kemudian ditarik oleh sulfon kedalam bulb sampai cairan berada di ketinggian tepat berada diatas permukaan ‘a’ kemudian dibiarkan turun sampai ‘b’. Waktu yang diperlukan dari posisi a ke posisi b diukur, lalu  pertama. Persamaan pertama tidaklah sempurna dan dikoreksi dengan persamaan sebagai berikut :  =
 x.t - 0,12/th                               (2.6)                                                                                        
      keterangan:
x = Konstanta yang tergantung pada volume cairan, jari-jari kapiler, panjang pipa, gravitasi dan lain-lain
t = Waktu yang terukur
        Dapat pula menggunakan metode viskositas bola jatuh.hSelain dengan metode viskositas Ostwald untuk menghitung .
Pada viskositas bola jatuh caranya adalah pertama-tama kita masukkan suatu cairan (yang akan diukur viskositasnya) kedalam sebuah tabung. Lalu sebuah bola kecil (dengan massa jenis dan diameter diketahui) dijatuhkan diatas permukaan cairan (Vo = nol). Gerakan bola mula-mula turun dipercepat sampai jarak tertentu setelah itu gerakan bola menjadi beraturan. 

Laporan Praktikum "Sistem Lensa"


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat pesat perkembangannya. Salah satu cabang ilmu pengetahuan ialah ilmu fisika. Ilmu fisika merupakan suatu ilmu yang sangat penting, karena sering memudahkan kita untuk mewakili suatu alat atau system secara keseluruhan dengan suatu gejala fisis. Oleh karena itu, untuk lebih memahami suatu konsep fisika, maka perlu dilakukan praktikum fisika. Praktikum fisika dilakukan dengan menggunakan alat dan model yang sederhana sehingga dapat diterima dengan mudah untuk dianalisis.
Praktikum fisika kali ini mengenai sistem lensa. Mahasiswa dituntut dapat bekerja, mengamati, menganalisis, serta menyimpulkan apa yang terjadi selama percobaan. Sistem lensa merupakan salah satu materi pokok sistem optik. Dari percobaan kali ini kita akan mengetahui, mengamati dan mempelajari system lensa lebih mendalam dan spesifik.
Sistem lensa ialah bab yang mempelajari mengenai proses yang dialami oleh lensa, seperti proses jalannya sinar, proses pembentukan bayangan , proses menentukan titik focus pada lensa, mementukan sifat bayangan, dan sebagainya. Lensa itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu lensa tipis dan lensa tebal. Tapi, pada percobaan ini kita hanya akan membahas mengenai lensa tipis. Lensa tipis terbagi dua, yaitu lensa positif dan lensa negatif. Kedua lensa tersebut akan kita gunakan di dalam percobaan ini.

1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui definisi lensa
2. Mengetahui macam-macam lensa
3. Menentukan jarak titik focus lensa
4. Mengetahui bayangan yang terbentuk pada lensa positif dan lensa negatif.

1.3 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan perbedaan antara lensa positif dan lensa negatif.
2. Menjelaskan factor yang mempengaruhi pengambilan data.
3. Menjelaskan sinar-sinar istimewa pada lensa.
4. Mengetahui fungsi alat yang digunakan.
5. Mengetahui aplikasi dari sistem lensa dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

      Lensa adalah benda transparan yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-berkas cahaya yang melewatinya, sehingga jika suatu benda berada di depan lensa, maka bayangan dari benda tersebut akan terbentuk. Lensa umumnya tersebut dari kaca atau plastik.
Lensa memiliki dua permukaan di mana bentuk permukaannya ada yang cembung, cekung atau datar. Bentuk permukaan cembung memiliki permukaan yang melengkung keluar. Bentuk permukaan cekung memiliki permukaan yang cekung ke dalam. Dan bentuk permukaan datar memiliki permukaan yang datar. Berdasarkan bentuk permukaan ini,maka ada lensa yang kedua lensanya memiliki permukaan yang cembung,lensa yang kedua permukaannya cekung,dan ada yang memiliki salah satu permukaannya yang cekung dan yang lain permukaannya cembung (cekung-cembung atau cembung-cekung),dan cekung atau datar. 
Pada umumnya, sebuah lensa memiliki bagian-bagian yang disebut titik fokus pertama dan ke dua, pusat kelengkungan permukaan pertama dan ke dua, radius kelengkungan pertama dan kedua, serta pusat lensa. Titik fokus, pusat kelengkungan, dan radius kelengkungan pertama merupakan titik nyata atau titik yang berada di depan lensa. Sedangkan titik fokus, pusat kelengkungan, dan radius kelengkungan kedua merupakan titik yang ada di belakang lensa, atau titik pada bayangan yang terbentuk.
Nilai jari-jari atau radius kelengkungan suatu lensa dapat bernilai positif, negatif atau tak berhingga. 
Berikut ini aturan untuk menunjukkan radius kelengkungan ( diasumsikan bahwa sinar datang dari arah kiri) :

  • Permukaan yang memiliki titik pusat ada di sebelah kanan pusat lensa, jari-jari atau  radiusnya (R) bernilai positif.
  • Permukaan yang titik pusatnya ada di sebelah kiri pusat lensa, jari-jari atau radiusnya (R) bernilai negatif.
  • Untuk lensa yang permukaannya datar, memiliki radius atau jari-jari (R) tak berhingga.

Berdasarkan aturan tersebut, maka lensa cembung-cembung memiliki R1 positif dan R2 negatif. Pada lensa cembung-datar memiliki R1 positif dan R2 tak berhingga. Dan pada lensa cekung-cekung R1 negatif dan R2 positif.
Dari pernyataan di atas, maka dikenal istilah lensa positif untuk lensa cembung dan lensa negatif untuk lensa cekung.

2.1 Lensa Cembung (Lensa Positif)
Lensa cembung (convex) yang biasa disebut juga lensa positif merupakan lensa yang memiliki bagian tengah yang lebih tebal dari pada bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu lensa biconvex (cembung rangkap), lensa planconvex (cembung-datar), dan lensa convex-concave (cembung-cekung).
    Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen. Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama, mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Sinar bias akan mengumpul ke satu titik fokus di belakang lensa. Berbeda dengan cermin yang hanya memiliki satu titik fokus, lensa memiliki dua titik fokus. Titik fokus yang merupakan titik pertemuan sinar-sinar bias disebut fokus utama (f1) yang disebut juga fokus aktif. Karena pada lensa cembung sinar bias berkumpul di belakang lensa, maka letaknya juga di belakang lensa. Sedangkan fokus pasif berada di belakang lensa.
      Pada lensa cembung terdapat tiga sinar-sinar istimewa yang menjadi dasar pembentukan bayangan pada lensa cembung, yaitu:
  • Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
  • Sinar datang yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
  • Sinar yang melalui pusat lensa, tidak mengalami pembiasan.


Titik fokus lensa cembung dengan rumus yang disebut rumus pembuat lensa, yaitu:

1/f  =(n-1)(1/R1 -  1/R2 )               (2.1.1)
Dengan :
f = jarak titik fokus lensa cembung
n = indeks bias lensa
R1= radius kelengkungan pertama
R2= radius kelengkungan permukaan kedua
Berapapun nilai R1 dan R2 dari lensa cembung, titik fokusnya akan selalu positif.
Mencari dua posisi lensa yang menghasilkan bayangan yang jelas pada lensa positif, dapat juga dilakukan dengan cara yang disebut Bessel. Jika pada posisi satu didapat bayangan yang jelas pada layar, dan kemudian jika dengan menggeser lensa, pada posisi kedua diperoleh lagi bayangan yang jelas pada layar. Jika jarak antara kedua titik, yaitu titik pertama lensa dan titik kedua lensa cembung yang menghasilkan bayangan yang jelas adalah e,  maka menurut Bessel:

f=(L^2-e^2)/4L                  (2.1.2)
Dengan:
f =fokus lensa
e =jarak antara posisi satu dan posisi dua
L=jarak benda dari pusat lensa

2.2 Lensa Cekung
Lensa cekung atau concave adalah lensa yang memiliki bagian tengah lebih tipis dari pada bagian pinggirnya.   Lensa cekung ada tiga macam, yaitu lensa biconcave (cekung rangkap), lensa plan concave (cekung datar), dan lensa concave-concex (cekung-cembung).
      Lensa cekung disebut juga lensa negatif  dan memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya atau yang disebut juga divergen.
Seperti halnya lensa cembung, lensa cekung juga memiliki tiga sifat sinar-sinar istimewa , yaitu :
  • Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah datangnya dari titik fokus.
  • sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu utama. 
  • sinar yang melalui titik pusat kelengkungan tidak akan mengalami pembiasan


Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s' ), dan titik fokus (f ) secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
1/f= 1/s+1/s'          (2.2.1)

 Dengan:
f = titik fokus lensa
s = Jarak benda ke titik pusat lensa
s' = Jarak bayangan yang terbentuk dari titik pusat lensa
Dan untuk mencari perbesaran bayangan pada pemantulan ini, dapat menggunakan rumus berikut:
M=h'/h              (2.2.2)
         =  -s'/s                  (2.2.3)
Dengan:
M = Perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
jika s bertanda positif, benda berada di depan lensa (nyata). Sedang jika s bertanda negatif, benda berada di belakang lensa (maya).
Dan jika s' bertanda positif, sifat bayangan yang terbentuk nyata. Sedangkan jika s' bertanda negatif, bayangan yang terbentuk berarti bersifat maya. Hal yang sama pada M, jika hasilnya bertanda negatif, berarti bayangan yang terbentuk bersifat nyata dan terbalik terhadap bendanya. Sedang jika hasilnya bertanda positif, maka bayangan yang terbentuk bersifat maya dan tegak terhadap bendanya.

2.3 Lensa Gabungan
Lensa gabungan adalah penggabungan antara lensa positif dan lensa negatif.
Lensa gabungan sering digunakan pada alat-alat optic dengan maksud mengurangi cacat bayangan. 
Untuk lensa gabungan yang terdiri dari dua lensa tipis, dengan jarak fokus masing-masing f1 dan f2 , serta dipisahkan oleh jarak d, maka untuk mencari jarak fokus gabungan kedua lensa dapat menggunakan rumus berikut:
Untuk fokus depan berlaku,
f(gabungan depan)= (f1(d-d_2)) / (d-(f1+f2))     (2.3.1)
Dan untuk fokus belakang berlaku,
f(gabungan belakang)= (f2(d-d_2)) / (d-(f1+f2))      (2.3.2)
Dengan:
f = jarak titik fokus kedua lensa
f1 = titik fokus lensa pertama
f2 = titik fokus lensa kedua
d = jarak antara kedua titik fokus pertama lensa
d2= jarak antara kedua titik fokus lensa kedua

       Kita dapat menentukan bayangan akhir dengan menentukan jarak bayangan untuk lensa pertama dan menggunakannya bersama dengan jarak antara lensa untuk menentukan jarak objek bagi lensa kedua.
1/f= 1/f' +1/f2         (2.3.3)
Persamaan pada lensa pertama:
1/f' =1/s+1/s'        (2.3.4)
     s2 = -s1' , sehingga :
persamaan lensa kedua,
1/-s1' +1/s' =1/f2        (2.3.5)
Dan persamaan akhirnya adalah:
1/s+1/s' =1/f' +1/f2  = 1/f            (2.3.6)
Sedang untuk mencari perbesaran pada lensa gabungan, dapat menggunakan rumus berikut:
M=M1+M2       (2.3.7)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan
  1. Aplikasi sistem lensa dalam kehidupan sehari-hari yaitu adalah:
  • Dapat membantu bagi penderita rabun dekat dan rabun jauh.
  • Pada lup (kaca pembesar) digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bias dilihat dengan mata secara langsung.
  • Mikroskop, digunakan untuk menghasilkan perbesaran benda/ objek.
  • Kamera, alat yang paling popular dalam aktivitas fotografi.

    2.  Perbedaan lensa positif dan lensa negatif adalah:
Lensa positif memiliki ciri tebal di bagian tengah dan bersifat mengumpulkan cahaya. Sedang lensa negatif memiliki ciri lebih tipis pada bagian tengah dan bersifat menyebarkan cahaya.

     3.   Faktor kesalahan dalam percobaan ini:
  • Kesalahan dalam menentukan bayangan.
  • Kesalahan meletakkan benda.
  • Pengaruh tempat yang kurang gelap, sehingga berpengaruh pada pengambilan data.
     4.    Ada tiga sinar istimewa pada lensa positif, yaitu:
  • Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus.
  • Sinar datang yang melalui titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
  • Sinar yang melalui pusat lensa, tidak mengalami pembiasan.
     5.    Dan tiga sinar istimewa pada lensa cekung:
  • Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah datangnya dari titik fokus.
  • sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, akan dibiaskan sejajar sumbu utama. 
  • sinar yang melalui titik pusat kelengkungan tidak akan mengalami pembiasan
   6.  Dari data pengamatan dan analisis data, dapat kita lihat bahwa pada lensa positif sebagian besar menunjukkan bahwa semakin jauh jarak benda ke layar, semakin kecil jarak fokusnya. Begitu pula pada lensa gabungan, semakin besar nilai L, semakin kecil nilai f (fokus). Pada lensa negatif, terjadi sebaliknya, semakin jauh L dari pusat kelengkungan, maka semakin besar f.

   7.  Percobaan system lensa sangat membutuhkan ruangan yang gelap, dengan sumber cahaya hanya dari satu fokus. Karena itu berpengaruh pada pembentukan bayangan. Sumber cahaya dapat berupa lampu atau senter.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Lensa adalah salah satu system optic berupa medium yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan bias yang memiliki sumbu utama bersama.
Dan secara garis besar, lensa terbagi menjadi dua, lensa cembung (positif) dan lensa cekung (negatif).
Macam-macam lensa cembung (positif) adalah :
  • Biconvex
  • Planconvex
  • Convex-concave
Macam-macam lensa cekung (negatif) adalah :
  • Biconcave
  • Planconcave
  • Concave-convex
Cara menentukan titik fokus suatu lensa adalah dengan menggunakan rumus berikut:
1/s+1/s' =1/f      (5.1)

Bayangan yang terbentuk dari lensa positif bersifat nyata, tegak, diperbesar.
Sedangkan pada lensa negatif bersifat maya, terbalik, dan diperkecil.

5.2 Saran
Secara keseluruhan praktikum system lensa ini berjalan baik. Kekurangannya tidak tersedianya ruangan gelap.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Pembelahan Sel "Mitosis"


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Didalam kehidupan, diawali dengan munculnya organisme uniseluler yang selanjutnya menghasilkan organisme multiseluler. Peristiwa demikian dokenal pada teori evolusi. Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga menghasilkan organisme multiseluler sampai dalam wujud seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang ditempuh adalah melalui proses reproduksi sel.
Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui  pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi  pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan  pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel  di  diawali dengan adanya aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut. Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis (Pratiwi, 2003).
Pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang bersifat haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya.

1.2 Tujuan
- Dapat menjelaska pembelahan sel secara mitosis
- Mengenal ciri-ciri setiap tahap mitosis
- Menjelaskan perbedaan mitosis dan meiosis.

1.3 Manfaat
- Dapat menjelaskan proses pembelahan sel
- Mengetahui  tahapan-tahapan pembelahan sel secara mitosis
- Mengetahui  perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pembelahan sel secara langsung dan secara tak langsung. Pembelahan sel secara langsung jika proses pembelahan tidak didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Adapun pembelahan sel secara tak langsung jika proses pembelahan didahului dengan pembentukan gelondong pembelahan dan penampakan kromosom. Pembelahan sel secara langsung disebut amitosis, sedangkan pembelahan secara tidak langsung meliputi pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
Pembelahan amitosis terjadi pada bakteri, Protozoa, dan ganggang bersel satu. Proses pembelahan ini tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya hingga sel tersebut bertambah banyak. Proses pembelahan langsung didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel terbagi menjadi dua sel anak.
Proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel disebut Mitosis. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membrane sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokinesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel, dimana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetic yang sama dengan sel awal (Syamsuri, 2005).
Fungsi utama dari siklus sel adalah menduplikat sejumlah DNA di dalam kromosom dengan tepat, kemudian membelah menjadi dua sel anak yang identik. Proses ini merupakan dua fase utama dari siklus sel. Proses duplikasi DNA terjadi pada fase S (S=sintesis), yang menghabiskan 10-12 jam dan  merupakan separuh waktu siklus sel pada tipe sel mamalia. Setelah fase S, terjadi pemisahan kromosom dan pembelahan sel pada fase M (M=Mitotik), yang membutuhkan waktu lebih sedikit ( kurang dari satu jam pada sel mamalia). Mitosis terjadi pada fase M yang dimulai dengan kromosom yang  terkondensasi.  Fase mitotik merupakan tempat terjadinya mitosis. Kondensasi kromosom dan pembatasan kromosom replikan terjadi dalam mitosis (Alberts, 2002).
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase yaitu profase,metaphase, anaphase dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah (Pratiwi, 2003).
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung (Setjo, 2004). Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya.
Urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nukleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
2. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
3. Anafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
4. Telofase
Telofase adalah fase finising (penutup), dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatik (sel penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu berapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).
 Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda.Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada kedua sel anaknya dan berperan penting dalam proses-proses biologis, seperti pertumbuhan, penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan (Suryati, 2008).
Pembelahan mitosis yaitu pembelahan reduksi karena meliputi dua proses pembelahan berurutan, yaitu kanokinesis dan sitokinesis. Asetocarmine berfungsi untuk memperjelas inti sel dan mengetahui letak inti sel. Jadi kromosom hanya akan terlihat jelas apabila membelah maka dari itu dengan menggunakan asetocarmine untuk memperjelas kromosom. Setiap kromosom akan tampak seperti dua kumpulan benang yang disebut kromatid, dan dihubungkan dengan kromatid.
Pembelahan sel secara mitosis maupun meiosis melibatkan kromatin, kromatid, sister chromatid, kromosom, kromosom homolog, kinetokor, telomer dan sentrosom (Alberts, 2002).
Kromatin adalah gabungan antara rantai DNA, protein histon dan protein nonhiston, kromatin dapat ditemukan di nukleus sel eukariot.    
Kromatid  merupakan duplikat  dari  kromosom yang terbentuk dari  peristiwa replikasi DNA yang tetap bersatu dengan duplikat lain pada sentromer.
Sister chromatid adalah dua kromatid yang bersifat identik dimana merupakan hasil proses duplikasi. 
Kromosom adalah suatu struktur yang tersusun atas rantai panjang DNA dan tergabung dengan protein. Kromosom membawa bagian dari informasi genetik suatu organisme.
Kromosom homolog adalah kromosom yang membentuk pasangan dengan struktur, ukuran, bentuk, posisi sentromer dan pola pewarnaan yang sama (Campbell, 1987).
Kinetokor adalah protein yang terletak pada sentromer di tiap-tiap kromosom.
Telomer adalah ujung dari kromosom eukariot, telomer berasal dari bahasa yunani yaitu  Telos yang berarti  ujung.  Telomer berhubungan  dengan rantai karakteristik DNA.
Sentorosom terletak ditengah organel dari sel hewan (sentriol pada  sel tumbuhan)  yang menjadi pusat pengatur mikrotubulus dan bertindak sebagai kutub dari benang-benang spindel selama proses pembelahan sel.
Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupakan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Sugiri, 1992).
Benang-benang yang terdapat dalam preparat awetan dan preparat awetan dan preparat buatan yang terdapat dalam inti sel akan membentuk kromosom benang-benang spindle pada sentromen yang terikat dan setiap kromosom akan terlihat tampak jelas dan dapat diamati hanya dengan menggunakan mikroskop.
Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh). Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat, dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germanitikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel kulit yang rusak atau mati, akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberapa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium dan euglena (Budiarti, 2007).


BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembelahan sel (mitosis) ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 14 Oktober 2011, pada pukul 07.30-09.30 wita dan bertempat di Laboratorium Keanekaragaman Hayati, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- kaca objek
- kaca penutup
- jarum
- silet
- cawan
- petri
- pensil
- mikroskop biologi

3.2.2 Bahan
- bagian ujung bawang Bombay (Allium sp).
- larutan HCl 1 N
- aquadest
- aceto-orcein 2 %

3.3 Cara Kerja
-  Dipilih akar yang panjangnya 1-3 cm.
- Direndam dalam larutan HCl 1M selama 15 menit agar spesimen terfikasi dan menjadi lunak. Diambil, dicuci dengan air bersih.
- Dipindahkan specimen pada kaca objek bersih yang sudah ditetesi aceto-ocein 2%. Dibiarka 5-10 menit.
-  Dipotong spesimen sekitar 1 mm dari ujung dan sisanya dibuang.
- Ditutup dengan kaca penutup, kemudian dilakukan squash. Diketuk-ketuk kaca penutup dengan bagian atas pensil(bukan yang runcing) dari arah tengah ke pinggir.
- Diamati dibawah  mikrokop.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
 4.1.1 Interfase
   Keterangan:
  1.  Dinding sel
  2.  Membran inti
  3.  Benang kromatin
  4.  Nukleus
  5.  Sitoplasma




   Gambar 4.1.1
         Perbesaran : 40ᅲ10

4.1.2 Profase
  Keterangan:
Kromosom
Dinding sel
Sitoplasma
Membran inti yang menghilang




Gambar 4.1.2
       Perbesaran : 40ᅲ10




4.1.3 Metafase
  Keterangan:
Sentriol
Dinding sel
Sitoplasma
Sentromer
Spindel
Kromosom





Gambar 4.1.3
       Perbesaran : 40ᅲ10

4.1.4 Anafase
  Keterangan:
Sentriol
kromatid
Spindel
Dinding sel
Sitoplasma






Gambar 4.1.4
       Perbesaran : 40ᅲ10


4.1.5 Telofase

  Keterangan:
Pelat sal(vesikula)
Membran inti
Sitoplasma
Dinding sel






        Gambar 4.1.5 Telofase pada tumbuhan
       Perbesaran : 40ᅲ10



Keterangan:
Membran sel
Inti sel
Membran inti
Kromosom






                     Gambar 4.1.5.2 Telofase pada hewan
                                 Perbesaran : 40ᅲ10


4.2 Pembahasan
Pembelahan mitosis merupakan proses pembelahan inti sel menjadi dua inti sel baru, melalui tahapan dan proses tertentu  menghasilkan dua jenis sel anak yang jumlah kromosomnya sama dengan induknya. Pembelahan sel secara mitosis melalui beberapa fase, diantaranya fase Interfase, Profase, Metafase, Anafase, dan yang terakhir Telofase.
a. Interfase
yaitu periode saat sel tidak sedang melakukan aktifitas pembelahan. Selama Interfase, aktivitas metabolisme sangat tinggi, kromosom dan organel mengalami duplikasi (penggandaan) dan ukuran sel dapat meningkat. Interfase meliputi sekitar 90 % dari keseluruhan waktu setiap siklus sel. Untuk satu sel membutuhkan waktu ᄆ 24 jam untuk satu kali proses pembelahan, G1 (Gap 1) selama 11 jam, S (Sintesis DNA) selama 8 jam, G2 (Gap 2) selama 4 jam dan M (Mitotik) selama 1 jam. Selama ketiga sub-fase ini yaitu G1, S, dan G2, sel mengalami pertumbuhan dengan menghasilkan organel dan protein-protein di dalam sitoplasma. Kromosom direplikasi hanya pada sub-fase S. Dengan demikian, suatu sel tumbuh (G1), terus tumbuh saat sel tersebut sudah menyalin kromosomnya (S), dan tumbuh lagi sampai sel tersebut menyelesaikan persiapannya untuk melakukan pembelahan (G2) yang ditandai dengan kromosom berkondensasi, dua pasang sentromer terbentuk, dan nukleolus mulai menghilang, kemudian dilanjutkan dengan fase M.  . Profase
b. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
c. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

d. Anafase
Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing kutub, sehingga telihat ada dua kumpulan kromosom.
e. Telofase
Telofase adalah fase finising, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.




















BAB V
PENUTUP

5.1   Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
-  Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Pembelahan yang terjadi pada sel somatik ini, memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase.
- ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:
a. Profase
Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.
b. Metafase
Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan.
c.. Anafase
Telihat adal dua kumpulan kromosom.
d. Telofase
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.
- Tempat terjadinya mitosis pada sel somatik sedangkan meiosis pada sel kelamin. Tujuan mitosis untuk mengganti sel-sel yang rusak sedangkan pada meiosis untuk membentuk sel kelamin. Pembelahan mitosis hanya terjadi satu kali pembelahan saja sedangkan pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik sedangkan pada meiosis menghasilkan 4 sel anak yang berbeda dan sel anak mitosis bersifat diploid (2n) sedangkan pada meiosis bersifat haploid (n).


5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya ada baiknya jika menambahkan bahan seperti lengkuas (Alpinia galanga, Linn), agar praktikan lebih dapat memahami tentang materi pembelahan pada sel tumbuhan.
















DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. The Cell Cycle & Mitosis Tutorial. (Online). http://www.biology. arizona.edu/cell_bio/tutorials/cell_cycle/cells3.html, diakses tanggal 8 Desember 2011.
Margono, H. 1973. Pengaruh Colchicine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Alium cepa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: IKIP.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuihan. Malang: JICA.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Laporan Praktikum Difusi & Osmosis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler yang paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler. Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transport yang tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transport secara pasif diantaranya difusi dan osmosis.
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari hipertonik ke hipotonik. Hipertonik berarti konsentrasi yang tinggi, sedang hipotonik berarti konsentrasi yang rendah.
 Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasi airnya rendah (hipotonik). Osmosis juga sering disebut sebagai difusi pada organism hidup dimana molekul yang berdifusi harus menerobos pori-pori mrmbran plasma.
Oleh karena itu, untuk lebih memahami perbedaan antara kedua proses transport pasif di atas, maka pada praktikum kali ini akan dipelajari bagai mana proses difusi dan osmosis terjadi, terutama pada tumbuhan, yang dilakukan pada kentang (Solanum toberosum).

1.2 Tujuan
- Membandingkan proses difusi pada penghomogenan metilen blue dan CuSo4 dengan aquades (air).
-  Mengetahui proses osmosis pada kentang (Solanum toberosum).
-  Menjelaskan perbedaan proses difusi dan osmosis.


1.3 Manfaat
- Dapat memahami proses difusi melalui pangamatan penghomogenan metilen blue dan CuSo4 dengan aquades (air).
- Memahami konsep osmosis pada tumbuhan melalui pengamatan pada kentang (Solanum toberosum).
-  Memahami perbedaan antara proses difusi dan osmosis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Semua makhluk hidup memerlukan nutrisi untuk melangsungkan kehidupannya, penyerapan nutrien ini memerlukan suatu sistem transport. Sistem transport nutrien sangat penting bagi tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan transport zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan berlangsung baik secara aktif maupun pasif. Pada umumnya membran sel bersifat selektif permeabel yaitu cuma zat-zat tertentu saja yang dapat masuk keluar membran plasma. Transport aktif adalah transport ion atau molekul yang membutuhkan energi untuk melewati membran plasma, sedangkan transport pasif adalah transport ion atau molekul yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma.
Metabolisme pada organisme multi seluler meliputi banyak hal diantaranya transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme. Pada tumbuhan dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki struktur organisme rumit, transpot materi (nutrien dan zat hara) dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transportasi pasif berlangsung antara lain secara osmosis. Protoplasma sel mempunyai plasma ( pada tumbuhan ) atau selaput sel (pada hewan) yang mampu mengatur secara selektifaliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia yang penting yaitu difusi dan osmosis (Volk dan Wheeler, 1988).
2.1 Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membrane plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini mendorong terjadinya difusi.
Sedangkan menurut Wikipedia Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradient konsentrasi. Contoh sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Metabolisme diartikan pertukaran zat antar suatu sel organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya. Salahsatu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan sel baru dengan cara pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma aktif mengumpulkan serta mensintesis karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyaawa organic kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa adalah unsur-unsur anorganik yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbondioksida dan air dalam proses fotosintesa. Dengan demikian metabolism pada organisme multiseluler juga mencakup masalah penyerapan air serta senyawa-senyawa anorganik dari dalam tanah serta transport nutrien ke tempat sintesa (Campbell, 2002).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ,yaitu:
a. Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak. Sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
b. Ketebalan Membran.
Semakin tebal membrane, semakin lambat kecepatan difusinya.
c. Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya
d. Jarak.
Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya
e. Suhu.
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan.
Difusi merupakan proses pergerakan partikel-partikel (atom, molekul) gas, cairan, dan larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga mencapai tahap kesetimbangan.
Macam-macam difusi :
Difusi dipermudah sengan saluran protein
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran yang dibentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa
Proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditransport. Protein ini disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya sam amino dan glukosa (Campbell, 2002).
2.2 Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat (www.wikipedia.com).
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermiabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Dengan kata lain osmosis berarti juga perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membrane) semipermeabel. Membrane semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tetapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membran.
Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya perunit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bahkan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan keluar sel (Pratiwi, 2004).
Osmosis adalah peristiwa perpindahan massa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah, melalui membran semi-permeable.Umumnya yang disebut sebagai solvent di sini adalah air. Dapat dikatakan bahwa peristiwa osmosis adalah transfer solvent (dan bukan solut).Sedangkan peristiwa transfer solut, dikenal sebagai dialysis (arah aliran dari titik berpotensi solut tinggi menuju ke rendah) (Pratiwi, 2004).
Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga.
Mengikuti Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum.Solvent akan kehilangan entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0 (Volk, 1988).
Contoh proses osmosis yang terjadi misalnya, masuk dan naiknya air mineral dalam tubuh pepohonan merupakan proses osmosis. Air dalam tanah memiliki kandungan solvent lebih besar (hypotonic) dibanding dalam pembuluh, sehingga air masuk menuju xylem atau sel tanaman. Jika sel tanaman diletakkan dalam kondisi hypertonic (solut tinggi atau solvent rendah), maka sel akan menyusut (ter-plasmolisis) karena cairan sel keluar menuju larutan hypertonic. Ikan air tawar yang ditempatkan di air laut akan mengalami penyusutan volume tubuh. Air laut adalah hypertonic bagi sel tubuh manusia, sehingga minum air laut justru menyebabkan dehidrasi. Kentang yang dimasukkan ke dalam air garam akan mengalami penyusutan (Pratiwi, 2004).
Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul air larutan yang potensial air tinggi menuju potensial air rendah. Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik atau lebih pekat dibanding konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan merembes ke luar sel. Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut dengan plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti semula apabila lingkungan sel diganti dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut deplasmolisis.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara lain transport zat hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem sirkulasi. Pada sistem sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong dari organ pemompa. Sedang sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient) konsentrasi.
Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma. Protoplasma sel dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan membran plasma (membran sel). Membran ini mempunyai kemampuan untuk mengatur secara selektif aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi antar sel dan lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran dikatakan permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran. Sedang suatu membran dikatakan semi-permiabel jika hanya dapat dilewati oleh molekul-molekul tertentu saja. Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan osmosis (Saktiono, 1989).


BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembelahan sel (mitosis) ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 25 November 2011, pada pukul 07.30-09.30 wita dan bertempat di Laboratorium Keanekaragaman Hayati, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- gelas piala
- pipet tetes
3.2.2 Bahan
- larutan metilen blue pekat
- Kristal CuSO4
- aquadest

3.3 Cara kerja
- Diteteskan metilen blue pekat ke dalam gelas piala berisi aquadest.
- Diamati penyebaran warna birunya.
- Dimasukkan Kristal CuSO4 ke dalam gelas piala yang berisi aquadest.
- Diamati penyebaran warna biru dari Kristal CuSO4.
- Dicatat waktu sampai warna larutan merata.
- Diulangi percobaan dengan metilen blue dan Kristal CuSO4 di atas, tetapi setelah penetesan larutan segera diaduk, lalu diamati.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan/Pengambilan Sampel
a. Difusi











Gambar 4.1.1 (proses difusi)


b. Osmosis
Kontrol (0%) = 10 mL – 2 mL = 8 mL
10 % = 10 mL – 1 mL = 9 mL
20 % = 10 mL + 1 mL = 11 mL
30 % = 10 mL + 1 mL = 11 mL





4.2 Pembahasan
a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membrane plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan ini mendorong terjadinya difusi.
Pada percobaan penghomogenan metilen blue dan CuSO4  dengan aquadest, bubuk CuSO4 lebih cepat homogen dengan aquadest dibandingkan dengan metilen blue dengan aquadest. Metilen blue berdifusi ke larutan aquadest. Campuran menjadi homogen setelah 1 jam 42 menit, 35 detik.
Konsentrasi metilen blue lebih besar dari aquadest, dan lebih pekat dari aquadest. Metilen blue akan berdifusi ke aquadest. Proses penghomogenan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan penghomogenan CuSO4, karena perbedaan konsentrasinya lebih besar. Metilen blue mengapung di aquadest karena massa jenisnya jauh lebih ringan atau lebih kecil dari aquadest.
Bila dilihat dari ukuran atau strukturnya, metilen blue dengan aquadest seharusnya lebih cepat bercampur atau menjadi homogen, karena metilen blue sama-sama berwujud zat cair seperti aquadest. Tetapi pada percobaan ini terjadi sebaliknya karena yang berlaku atau yang menjadi dasar penghomogenan di sini adalah perbedaan konsentrasinya yang lebih besar.
Meskipun CuSO4 berupa bubuk dan tidak sama-sama berupa zat cair seperti aquadest, tetapi karena perbedaan konsentrasinya kecil, maka kedua zat cepat bercampur atau cepat menjadi homogen.

b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermiabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Dengan kata lain osmosis berarti juga perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membrane) semipermeabel.
Pada percobaan ini, air yang 10 mL tanpa kandungan glukosa (control 0%) yang didiamkan 30 menit dalam kentang berkurang menjadi 8 mL. karena kentang telah menyerap 2 mL.Pada air 10 mL yang mengandung 10% glukosa berkurang menjadi 9 mL, karena air terserap ke dalam kentang sebanyak 1 mL.
Pada air 10 mL yang mengandung 20 % glukosa, yang didiamkan 30 menit dalam kentang bertanbah menjadi 11 ml, karena air  yang terkandung dalam kentang keluar dan tercampur dengan larutan gula.
Air 10 ml yang mengandung 30% glukosa yang didiamkan 30 menit dalam kentang bertambah menjadi 11 ml, karena telah ditambah dengan air yang keluar dari dalam kentang.
Proses yang mempengaruhi penyerapan dan keluarnya air pada kentang adalah proses osmosis ( perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi ). Dari percobaan ini, air yang tidak mengandung glukosa dan sedikit glukosa ( 10% ) airnya berkurang, karena konsentrasi air masih rendah dari kentang. Sedang  pada larutan glukosa 20% dan 30%, air malah bertambah karena konsentrasi larutannya tinggi dari air dalam kentang, sehingga air dalam kentang keluar.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
-  Pada percobaan penghomogenan metilen blue dan CuSO4  dengan aquadest, bubuk CuSO4 lebih cepat homogen dengan aquadest dibandingkan dengan metilen blue dengan aquadest, karena yang berlaku atau yang menjadi dasar penghomogenan di sini adalah perbedaan konsentrasinya.
-  Proses yang mempengaruhi penyerapan dan keluarnya air pada kentang adalah proses osmosis (perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi ). Dari percobaan ini, air yang tidak mengandung glukosa dan sedikit glukosa (10% ) airnya berkurang, karena konsentrasi air masih rendah dari kentang. Sedang  pada larutan glukosa 20% dan 30%, air malah bertambah karena konsentrasi larutannya tinggi dari air dalam kentang, sehingga air dalam kentang keluar.
- Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, sedang osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membrane semipermiabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah.

5.2 Saran
Pada percobaan selanjutnya akan lebih baik bila menambahkan bahan, baik larutan atau tumbuhannya. Misalnya menggunakan larutan garam.







DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA. JB. Reece, LG. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
J.W. Kimbal. 1987. Biologi. Edisi 5 (terjemahan). Jakarta :Erlangga.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga.
Saktiono. 1989. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia
Volk, W. 1988. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga.